Jumat, 21 Februari 2014

10 Cara Untuk Membuat Anak Anda Lebih Pintar


10 Cara untuk membuat anak pintarBanyak faktor yang mempengaruhi tingkat kecerdasan otak anak anda, diantaranya adalah faktor gizi. Namun masih banyak hal-hal lain yang ternyata dapat meningkatkan kecerdasan otak anak. Apa sajakah itu? Berikut adalah 10 hal yang dapat meningkatkan kecerdasan otak anak sehingga dapat membuat mereka lebih pintar, diantaranya adalah :
1. Bermain Permainan Asah Otak
Hal ini telah terbukti untuk meningkatkan kemampuan otak kanan anak anda. Catur, teka-teki silang, ataupun permainan tebak-tebakan dapat melatih otak anak anda. Permainan seperti Sudoku bisa menjadi permainan yang menyenangkan sekaligus melatih pemikiran strategis, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan yang kompleks. Jaga terus permainan asah otak ini di sekitar rumah dan ajak anak anda untuk membantu anda dalam memecahkan masalah yang rumit.
2. Belajar Musik
Mendengarkan anak anda bermain musik mungkin tidak selalu menyenangkan bagi anda, namun pelajaran musik dapat menjadi cara yang menyenangkan untuk mengasah otak kanan. Berdasarkan sebuah penelitian oleh para peneliti dari Universitas Toronto, pelajaran musik tampaknya bermanfaat bagi perkembangan IQ dan akademik anak. Penelitian tersebut menemukan bahwa belajar musik di masa kecil akan berpengaruh pada hasil (nilai) yang lebih bagus saat di SMU, dan IQ yang tinggi ketika dewasa.
3. ASI
ASI adalah makanan yang bagus untuk otak bayi. Penelitian secara konsisten telah menunjukkan bahwa menyusui memiliki banyak manfaat untuk pertumbuhan bayi. ASI dapat mencegah infeksi berbahaya dan merupakan sumber makanan penting. Peneliti Denmark telah menemukan bahwa menyusui dapat membuat bayi menjadi sehat dan cerdas. Studi ini mengatakan bahwa bayi yang diberi ASI selama sembilan bulan, tumbuh secara signifikan dan lebih cerdas daripada mereka yang menyusui hanya selama satu bulan atau kurang.
4. Olahraga
Studi yang dilakukan oleh peneliti Universitas Illinois menunjukkan hubungan yang kuat antara kebugaran dan prestasi akademik di antara anak-anak sekolah dasar. Berolahraga dapat mendorong anak lebih percaya diri, mampu bekerja secara tim, dan berjiwa kepemimpinan.
5. Bermain video game
Terkejut…? Mungkin banyak dari anda yang tidak setuju dengan poin ini, dan memang benar banyak jenis permainan pada video game yang mempunyai efek negatif bagi anak, seperti permainan bertema kekerasan dan lainnya, yang tidak ada hubungannya dengan kecerdasan otak. Namun masih banyak juga permainan video game yang bersifat edukatif dan mampu meningkatkan perkembangan otak anak lebih cepat. Sebuah studi terbaru yang dilakukan di University of Rochester menemukan bahwa peserta yang bermain video game belajar isyarat visual jauh lebih cepat daripada rekan-rekan mereka. Namun demikian, anda sebagai orang tua harus benar-benar menyeleksi dengan ketat permainan apa yang layak bagi anak anda.
6. Gizi yang terpenuhi
Singkirkan makanan-makanan tidak sehat seperti ‘junk food’ dari hadapan anak anda dan ganti dengan makanan yang tinggi akan gizi. Anak yang gizinya terpenuhi dapat berpengaruh baik bagi mental dan perkembangan motorik, terutama anak usia dini khususnya dalam 2 tahun pertama kehidupannya. Sebagai contoh, anak-anak membutuhkan zat besi untuk perkembangan otak yang lebih baik, jadi jika kekurangan zat besi maka impuls saraf akan bergerak lebih lambat. Oleh sebab itu jaga kebutuhan gizi anak anda dengan makanan-makanan yang sehat agar meningkatkan perkembangan otak anak anda menjadi lebih baik.
7. Menggali dan Menjaga Rasa Keingintahuan
Para ahli mengatakan bahwa orang tua yang mendorong dan menjaga anak-anak mereka untuk menggali hal-hal baru, mengajarkan mereka akan pelajaran yang berharga : bahwa mencari pengetahuan adalah sangat penting. Dukunglah hobi anak-anak anda selama itu positif, jangan bosan-bosan menjawab pertanyaan-pertanyaan anak yang mungkin remeh bagi anda, dan ajarkan keahlian-keahlian baru pada mereka. Hal tersebut dapat membantu perkembangan otak anak anda ke arah yang lebih intelektual.
8. Membaca
Membaca sangat baik untuk perkembangan otak anak. Membaca adalah cara untuk meningkatkan pembelajaran dan perkembangan kognitif pada anak-anak dari segala usia. Ajari anak-anak anda untuk membaca sedini mungkin dan dorong mereka agar senantiasa gemar membaca.
9. Menguatkan Kepercayaan Diri
Pada usia remaja, anak-anak dapat menjadi mangsa berpikir negatif yang dapat membatasi potensi mereka. Psikolog anak mendorong orang tua untuk menguatkan anak-anak mereka secara positif dengan dorongan dan keyakinan yang optimis. Partisipasi dalam olahraga tim dan kegiatan sosial lainnya juga membantu membangun kepercayaan diri anak.
10. Sarapan
Sarapan dapat meningkatkan memori, konsentrasi dan belajar. Anak-anak yang tidak makan sarapan cenderung lebih mudah lelah, menjadi lebih mudah marah, dan bereaksi lebih cepat daripada mereka yang memulai hari dengan sarapan. Jadi jangan biarkan anak anda untuk tidak sarapan, karena sarapan dapat membantu anak-anak Anda tetap fokus dan aktif selama jam sekolah.
 Sumber :  http://www.artikelkesehatan99.com/10-cara-untuk-membuat-anak-anda-lebih-pintar/#

Tips anak senang belajar



photo 1
Secara alami, anak-anak memiliki rasa ingin tahu, berpikir aktif, dan bisa  belajar dengan cepat. Perkembangan maksimal otak anak, 90% akan terhenti pada usia lima tahun. Perlu kamu ketahui juga Moms kalau menurut penelitian, pengalaman anak sejak lahir sampai menginjak usia sepuluh tahun adalah masa penentuan bentuk pola belajar dan perkembangan mental. Maka, kita sebagai orangtua wajib memberikan pengalaman belajar yang positif dan menarik sejak anak usia dini.
Sebagai orangtua kamu wajib membantu si kecil mencapai cita-citanya dengan potensi yang mereka punya. Berikut beberapa tips menarik agar si kecil selalu senang dan semangat belajar.
1.Bangun Suasana Kondusif
Lingkungan anak, khususnya di rumah, punya pengaruh cukup penting untuk membangun mental seorang anak. Jika di rumahmu pemandangannya penuh buku berwarna-warni, mainan edukatif, dan kegiatan menyenangkan, kamu bisa cukup tenang karena rumahmu ini bisa menstimulasi rasa ingin tahu buah hatimu. Dari rasa penasaran, kemudian akan timbul rasa ketertarikan. Sehingga si kecil akan mudah terdorong mengeksplor hal-hal  yang ada di sekelilingnya.
2. Jalin Komunikasi Dan Berbagi
Bangunlah intensitas komunikasi dengan anak. Mulailah intens ngobrol dan diskusi tentang hal-hal menarik yang kamu lihat, baca, dengar dan alami. Topiknya bisa hewan, tumbuhan, makanan, kejadian terbaru, aturan lalu lintas, nilai-nilai dan sikap, hubungan, dan topik lainnya. Kamu bisa pilih beragam tema, asal bermanfaat dan menambah pengetahuan anakmu. Selama berbincang, biarkan si kecil ungkapkan pendapatnya.   Yang harus kamu hindari adalah tindakan menghakimi apalagi memaksa pandanganmu kepada si kecil, don’t do this.

Cara Jitu Menumbuhkan Semangat Belajar Pada Anak



Cara Jitu Menumbuhkan Semangat Belajar Pada Anak

Nah, ini adalah tema yang sering ditunggu-tunggu oleh orangtua dan juga sering banyak dikeluhkan orangtua. “Kenapa anak saya ngga senang belajar, maen aja seharian”, keluh seorang Ibu yang hadir diseminar saya. Para pembaca, percayakah Anda bahwa kehidupan sejati kita manusia adalah seorang pembelajar? Tapi kita sering memberikan perlakuan yang tidak menyenangkan saat anak belajar (secara tidak sadar) bahkan dulu kita pun mungkin diberikan stimulasi yang salah sehingga belajar itu tidak menyenangkan.
Misalnya, saat anak kita bayi dan berumur 1 tahun. Dia ingin memasukan semua barang yang dapat ia pegang ke dalam mulutnya, benar? Nah yang kebanyakan orang lakukan saat itu adalah berkata “eh… itu kotor, ngga boleh” sambil menarik barang tersebut. Sebenarnya ini adalah perilaku dasar pada saat seorang anak belajar. Kemudian saat dia mulai bisa berjalan, mulai ingin tahu lebih banyak tentang lingkungan sekitar, semakin banyak larangan yang dikeluarkan oleh orangtua ataupun pengasuh. Mungkin karena lelah menjaga anak seharian, sehingga banyak larangan yang dikeluarkan. Padahal ini adalah keinginan mereka untuk tahu (belajar) lebih banyak, mengisi database di otaknya yang masih kosong dan perlu diisi.
Saat mulai bisa berbicara, bertanya ini dan itu. “Ini apa? Kenapa?” Jawaban yang diterima “lha tadi sudah tanya, tanya lagi dasar cerewet” mungkin saat itu pengasuh dan orangtua sedang lelah juga saat menjaganya sehingga malas dan capek untuk memberikan penjelasan dan ini adalah proses belajar seorang anak. Ada barang baru dirumah dan anak ingin memegangnya atau mengetahui lebih dekat, maka kita orangtua dan pengasuhnya menjauhkan barang tersebut darinya, dengan dalih nanti rusak karena barang mahal.
Dari sepenggal contoh diatas dimana ini adalah pengalaman nyata dari saya dan beberapa klien, siapakah yang membuat anak menjadi malas belajar?

Berikutnya ada seorang anak berusia 8 tahun, sebut saja Aji. Orangtuanya sangat mengeluhkan, bahwa anaknya tidak suka belajar dan sudah mendapat peringatan dari gurunya jika tidak ada perubahan sikap maka kemungkinan besar Aji tidak naik kelas. Saat bertemu, saya yakin Aji adalah anak yang luar biasa. Sesaat saya bertanya tentang hobi dan kesukaannya saat bermain, dengan cepat saya mengetahui anak ini luar biasa. Sebab setelah saya Tanya tentang hobinya ternyata sepak bola, dan tim kegemarannya adalah Arsenal (Liga Inggris). Dan Aji, hafal seluruh pemain inti dan cadangan Arsenal, berikut pelatih dan asistennya serta nomor punggung pemain, tanggal ulang tahun pemain serta daftar pencetak goal dan assist (pemberi umpan) dan point klasemen liga dan urutannya. Gila, luar biasa! (dalam hati saya) Ngga ada yang salah sama hardware (otaknya), tapi masalahnya sama Software.
Satu orang anak yang sama, otaknya kalau dibuat belajar pelajaran disekolah tidak berfungsi (berhitung, menghafal) tetapi hafal seluruh pemain Arsenal. Apa anak ini bodoh? Tentunya Anda sepaham dengan saya, jawabanya adalah tidak. Anak ini pandai luar biasa. Hanya saja salah perlakuan sehingga ia malas dan tidak suka belajar.
Lalu apa yang saya lakukan untuk mengubah agar software menjadi baik dan membuat anak ini agar mudah belajar?  Yang saya perbaiki orangtuanya dahulu, sebab untuk anak seusia Aji, jika terdapat masalah dalam hidupnya berarti orangtua yang akan membantu untuk mengatasi masalah anak tersebut. Saya mengajarkan bagaimana berkomunikasi dengan anak dan sifat dari pikiran anak, serta pentingnya menomor satukan cinta dalam mendidik anak, yang semuanya akan sangat panjang jika saya jelaskan disini.

Berikutnya adalah tips bagaimana agar, anak kita menjadi rajin dan mudah sekali belajar dan sekolah.
1. Saat pulang sekolah tanyakan “hai sayang, apa yang menyenangkan hari ini disekolah?” Otomatis otak anak akan mencari hal-hal yang menyenangkan disekolah dan ini secara tidak langsung akan memberitahu sang anak bahwa sekolah adalah tempat yang menyenangkan.
2. Saat anak tidur (Hypnosleep), katakan “makin hari, belajar makin menyenangkan”, “sama halnya dengan bermain, belajar juga sangat menyenangkan”, “mudah sekali bagimu untuk belajar (berhitung, menghafal dll)”.
3. Jelaskan manfaat dari pelajaran yang sedang dipelajari (sesuai dengan minat anak tersebut) misal: dengan mempelajari perkalian, maka saat liburan naik kelas nanti nanti kamu bisa menghitung berapa harga barang yang akan kamu beli di Singapore dan kamu bisa membandingkannya dengan harga di Indonesia. Jika kamu menguasai conversation dalam bahasa inggris maka kamu akan sangat mudah berkomunikasi dengan pelatih sepak bolamu yang dari Thailand.
4. Mintalah guru les pelajarannya (jika ada), sering-sering mengatakan bahwa anak kita adalah anak yang hebat dan luar biasa. Pujian yang tulus dan memompa semangatnya jauh lebih penting dari pada mengajarkan tehnik-tehnik berhitung dan menghafal  yang cepat. Mintalah bantuan orang-orang sekitar termasuk guru untuk meningkatkan harga diri anak kita.
5. Jika anak kita masih kecil dan masih suka dibacakan dongeng, bacakan dongeng dengan posisi memangku dia (dengan posisi yang nyaman, serta memudahkan kita orangtua untuk memberikan ciuman kasih sayang atau pelukan sayang) tujuannya agar anak mengkaitkan membaca buku dengan rasa cinta dari orangtua dan buku adalah hal yang sangat menyenangkan.
6. Gunakan surat rahasia dari orangtua kepada anak, kita bisa berkata “nak, Ibu telah meletakan surat rahasia buat kamu. Cuma kamu dan ibu yang tahu isinya. Ibu letakan dibawah bantal tidurmu, bacalah setelah makan ya”. Isinya bisa berupa kata-kata yang menyemangati anak dalam kegiatan belajar dan sekolahnya.
 Sumber :  http://www.pendidikankarakter.com/cara-jitu-menumbuhkan-semangat-belajar-pada-anak/

Aminuddin Baki

Print
Aminuddin Baki dilahirkan pada 6 Januari 1926 di sebuah kampung dalam daerah kecil Chemor di Perak. Beliau menerima pendidikan awal di Sekolah Melayu. Beliau meneruskan pelajaran di Sekolah Anderson, Ipoh.Aminuddin belajar di sekolah tersebut dari tahun 1936 hingga 1941.Sekitar tahun 1945 hingga 1946 beliau mula menunjukkan minat dengan persatuan pelajar. Beliau sangat kagum dengan Persatuan Pelajar-pelajar Melayu yang ditubuhkan pada 20 November 1945 di Victoria Institution, Kuala Lumpur. Aminuddiin telah menubuhkan Persatuan Pelajar di Perak yang dikenali sebagai Persatuan Pelajar-pelajar Melayu Insaf (PERMI) pada bulan April 1946.  Pada masa ini UMNO telah ditubuhkan bagi menentang penubuhan Malayan Union. Dalam masa yang sama pemimpin-pemimpin persatuan pelajar digalakkan berusaha ke arah pencapaian matlamat mereka. Oleh kerana itu, Aminuddin dan pemimpin pelajar lain mengambil keputusan untuk menubuhkan persatuan yang lebih kuat. Tujuh persatuan telah bersidang selama dua hari di Jalan Tambun, Ipoh. Hasil daripada persidangan itu terbentuklah Gabungan Pelajar-pelajar Melayu Semenanjung (GPMS) pada 15 Ogos 1948. Walau bagaimanapun pada tahun 1949 Aminuddin terpaksa berhenti bergiat aktif dalam persatuan pelajar kerana ditawarkan ke Universiti Malaya, Singapura. Dalam tahun 1950, beliau bergiat aktif dalam GPMS dan dilantik sebagai Yang Dipertua persatuan. Dalam tahun yang sama beliau telah lulus peperiksaan Sarjana Sastera dan pada tahun berikutnya, lulus Ijazah Kepujian Sarjana Sastera.
Selepas menamatkan pelajarannya pada tahun 1951, Aminuddin kembali ke Perak dan menjadi guru di Sekolah Inggeris Sultan Yusuf di Batu Gajah untuk sebentar waktu dan kemudian, berkhidmat di Sekolah Anderson hingga Julai 1952. Selepas itu, beliau melanjutkan pelajarannya dalam bidang pendidikan di Institut Pendidikan, Universiti London dengan Biasiswa Ratu dan meninggalkan Pulau Pinang menaiki kapal pada 12 Julai 1952. Aminuddin memperoleh Ijazah Sarjana Kaedah-kaedah dalam bidang pendidikan pada bulan Julai 1953. Selepas pulang ke tanah air, beliau ditawarkan jawatan Pensyarah di Maktab Perguruan Sultan Idris di Tanjung Malim. Beliau memperkenalkan Sejarah Islam kepada pelajar tetapi tidak termasuk dalam sukatan pelajaran. Pada bulan September 1955, Aminuddin terlibat dalam menyediakan Laporan Pendidikan Razak dan pada tahun 1960, beliau dipilih sebagai ahli jawatankuasa penasihat dalam menyiapkan Laporan Abdul Rahman Talib. Ketika berusia 36 tahun, Aminuddin dilantik menjadi Ketua Pegawai Pendidikan Selangor pada 1962, dan pada tahun yang sama menjadi Ketua Penasihat Pendidikan Malaysia (kini dikenali sebagai Ketua Pengarah Pendidikan). Pada masa yang sama, beliau aktif dalam persatuan dan pertubuhan lain seperti Senat Universiti Malaya, Persatuan Al-Rahman, Persatuan Sejarah Tanah Melayu dan Dewan Bahasa dan Pustaka. Beliau juga mewujudkan peperiksaan Sijil Rendah Pelajaran (SRP), Sijil Pelajaran Malaysia (SPM), dan Sijil Tinggi Pelajaran Malaysia (STPM). Aminuddin menubuhkan Lembaga Peperiksaan Malaysia pada tahun 1963. Beliau diiktiraf di peringkat antarabangsa sebagai perancang pendidik yang bijaksana dan berpandangan jauh di Asia oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Beliau meninggal dunia pada 24 Disember 1965 pada usia muda 39 tahun.
Antara sumbangan Aminuddin Baki adalah seperti Memperkenalkan Sejarah Islam kepada guru-guru pelatih di Maktab Perguruan Sultan Idris, Tanjung Malim, Perak. (tetapi tidak termasuk dalam sukatan pelajaran),  Melibatkan diri dalam penyediaan Penyata Razak pada tahun 1955, Menjadi ahli jawatankuasa penasihat dalam menyiapkan Laporan Rahman Talib pada tahun 1960, Mewujudkan Sijil rendah Pelajaran (SRP), Sijil Pelajaran Malaysia (SPM), dan Sijil Tinggi Pelajaran Malaysia (STPM) serta Menubuhkan Lembaga Peperiksaan Malaysia.
 Sumber :  http://cmslib.uum.edu.my/m2011/index.php/en/tokoh-pendidikan?id=80

Perkembangan Dunia Pendidikan Negara Indonesia saat ini


Perkembangan pendidikan di Indonesia tidak luput dari adanya sistem kurikulum yang dibentuk pemerintah Indonesia.kurikulum kerap berubah setiap ada pergantian Menteri Pendidikan, sehingga mutu pendidikan Indonesia hingga kini belum memenuhi standar mutu yang jelas dan mantap. Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, dan 2006.Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara.Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya.
1. Rencana Pelajaran 1947
Awal kurikulum terbentuk pada tahun 1947, yang diberi nama Rencana Pembelajaran 1947. Kurikulum ini pada saat itu meneruskan kurikulum yang sudah digunakan oleh Belanda karena pada saat itu masih dalam proses perjuangan merebut kemerdekaan. Yang menjadi ciri utam kurikulum ini adalah lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia yang berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain.Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah leer plan.Dalam bahasa Belanda, artinya rencana pelajaran, lebih popular ketimbang curriculum (bahasa Inggris). Perubahan kisi-kisi pendidikan lebih bersifat politis: dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan nasional. Asas pendidikan ditetapkan Pancasila.
Rencana Pelajaran 1947 baru dilaksanakan sekolah-sekolah pada 1950.Sejumlah kalangan menyebut sejarah perkembangan kurikulum diawali dari Kurikulum 1950. Bentuknya memuat dua hal pokok: daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya, plus garis-garis besar pengajaran. Rencana Pelajaran 1947 mengurangi pendidikan pikiran.Yang diutamakan pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat, materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani.Setelah rencana pembelajaran 1947, pada tahun 1952 kurikulum Indonesia mengalami penyempurnaan. Dengan berganti nama menjadi Rentjana Pelajaran Terurai 1952.Yang menjadi ciri dalam kurikulum ini adalah setiap pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.
2. Rencana Pelajaran Terurai 1952
Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut Rencana Pelajaran Terurai 1952.“Silabus mata pelajarannya jelas sekali.seorang guru mengajar satu mata pelajaran,” kata Djauzak Ahmad, Direktur Pendidikan Dasar Depdiknas periode 1991-1995. Ketika itu, di usia 16 tahun Djauzak adalah guru SD Tambelan dan Tanjung Pinang, Riau.
Di penghujung era Presiden Soekarno, muncul Rencana Pendidikan 1964 atau Kurikulum 1964.Fokusnya pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral (Pancawardhana). Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan (keterampilan), dan jasmaniah. Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional prak tis.Usai tahun 1952, menjelang tahun 1964 pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum pendidikan di indonesia. Kali ini diberi nama dengan Rentjana Pendidikan 1964. Yang menjadi ciri dari kurikulum ini pembelajaran dipusatkan pada program pancawardhana yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional, kerigelan dan jasmani.
3. Kurikulum 1968
Usai tahun 1952, menjelang tahun 1964, pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum di Indonesia. Kali ini diberi nama Rentjana Pendidikan 1964. Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini adalah: bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana (Hamalik, 2004), yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan, dan jasmani.
Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
Dari segi tujuan pendidikan, Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat.
Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis: mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Tujuannya pada pembentukan manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah pelajarannya 9.
Djauzak menyebut Kurikulum 1968 sebagai kurikulum bulat.“Hanya memuat mata pelajaran pokok-pokok saja,” katanya.Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tak mengaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan. Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan.
4. Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 sebagai pengganti kurikulum 1968 menekankan pada tujuan,Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif. “Yang melatarbelakangi adalah pengaruh konsep di bidang manejemen, yaitu MBO (management by objective) yang terkenal saat itu,” kata Drs. Mudjito, Ak, MSi, Direktur Pembinaan TK dan SD Depdiknas.
Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI).Zaman ini dikenal istilah “satuan pelajaran”, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci lagi: petunjuk umum, tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi. Kurikulum 1975 banyak dikritik. Guru sibuk menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran.
5. Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”.Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar.Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan.Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL).
Tokoh penting dibalik lahirnya Kurikulum 1984 adalah Profesor Dr. Conny R. Semiawan, Kepala Pusat Kurikulum Depdiknas periode 1980-1986 yang juga Rektor IKIP Jakarta — sekarang Universitas Negeri Jakarta — periode 1984-1992.Konsep CBSA yang elok secara teoritis dan bagus hasilnya di sekolah-sekolah yang diujicobakan, mengalami banyak deviasi dan reduksi saat diterapkan secara nasional.Sayangnya, banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA.Yang terlihat adalah suasana gaduh di ruang kelas lantaran siswa berdiskusi, di sana-sini ada tempelan gambar, dan yang menyolok guru tak lagi mengajar model berceramah.Penolakan CBSA bermunculan.
6. Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999
Kurikulum 1994 bergulir lebih pada upaya memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya.“Jiwanya ingin mengkombinasikan antara Kurikulum 1975 dan Kurikulum 1984, antara pendekatan proses,” kata Mudjito menjelaskan.
Sayang, perpaduan tujuan dan proses belum berhasil. Kritik bertebaran, lantaran beban belajar siswa dinilai terlalu berat.Dari muatan nasional hingga lokal.Materi muatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing, misalnya bahasa daerah kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain.Berbagai kepentingan kelompok-kelompok masyarakat juga mendesakkan agar isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum. Walhasil,menjelma menjadi kurikulum super padat.Kejatuhan rezim Soeharto pada 1998,diikuti kehadiran suplemen Kurikulum 1999.Tapi perubahannya lebih pada menambah sejumlah materi. Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai dengan undang-undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan.Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi pelajaran cukup banyak.
Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan kurikulum 1994, di antaranya sebagai berikut:
ü  Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem catur wulan.
ü  Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi kepada materi pelajaran/isi).
ü  Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehingga daerah yang khusus dapat mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar.
ü  Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial. Dalam mengaktifkan siswa guru dapat memberikan bentuk soal yang mengarah kepada jawaban konvergen, divergen (terbuka, dimungkinkan lebih dari satu jawaban) dan penyelidikan.
a.        Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kekhasan konsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa, sehingga diharapkan akan terdapat keserasian antara pengajaran yang menekankan pada pemahaman konsep dan pengajaran yang menekankan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.
b.       Pengajaran dari hal yang konkrit ke ha yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit dan dari hal yang sederhana ke hal yang kompleks.
c.       Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan pemahaman.
Selama dilaksanakannya kurikulum 1994 muncul beberapa permasalahan, terutama sebagai akibat dari kecenderungan kepada pendekatan penguasaan materi (content oriented), di antaranya sebagai berikut :
d.      Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya materi/ substansi setiap mata pelajaran.
e.       Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang relevan dengan tingkat perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait dengan aplikasi kehidupan sehari-hari.
Permasalahan di atas saat berlangsungnya pelaksanaan kurikulum 1994.Hal ini mendorong para pembuat kebijakan untuk menyempurnakan kurikulum tersebut.Salah satu upaya penyempurnaan itu diberlakukannya suplemen kurikulum 1994. Penyempurnaan tersebut dilakukan dengan tetap mempertimbangkan prinsip penyempurnaan kurikulum, yaitu:
-         Penyempurnaan kurikulum secara terus menerus sebagai upaya menyesuaikan kurikulum dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan kebutuhan masyarakat.
-         Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk mendapatkan proporsi yang tepat antara tujuan yang ingin dicapai dengan beban belajar, potensi siswa, dan keadaan lingkungan serta sarana pendukungnya.
-         Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk memperoleh kebenaran substansi materi pelajaran dan kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa.
-         Penyempurnaan kurikulum mempertimbangkan brbagai aspek terkait, seperti tujuan materi pembelajaran, evaluasi dan sarana-prasarana termasuk buku pelajaran.
-         Penyempurnaan kurikulum tidak mempersulit guru dalam mengimplementasikannya dan tetap dapat menggunakan buku pelajaran dan sarana prasarana pendidikan lainnya yang tersedia di sekolah.
-         Penyempurnaan kurikulum 1994 di pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan bertahap, yaitu tahap penyempurnaan jangka pendek dan penyempurnaan jangka panjang.
Implementasi pendidikan di sekolah mengacu pada seperangkat kurikulum.Salah satu bentuk invovasi yang dikembangkan pemerintah guna meningkatkan mutu pendidikan adalah melakukan inovasi di bidang kurikulum.Kurikulum 1994 disempurnakan lagi sebagai respon terhadap perubahan struktural dalam pemerintahan dari sentralistik menjadi disentralistik sebagai konsekuensi logis dilaksanakannya UU No. 22 dan 25 tentang otonomi daerah.
Pada era ini kurikulum yang dikembangkan diberi nama Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). KBK adalah seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah (Depdiknas, 2002).Kurikulum ini menitik beratkan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performasi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap serangkat kompetensi tertentu.KBK diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat peserta didik, agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan dan keberhasilan dengan penuh tanggungjawab.
Adapun karakteristik KBK menurut Depdiknas (2002) adalah sebagai berikut:
a.        Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupu klasikal.
b.      Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.
c.        Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.
d.      Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.
e. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.
7. Kurikulum 2004
Bahasa kerennya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).Setiap pelajaran diurai berdasar kompetensi apakah yang mesti dicapai siswa.Sayangnya, kerancuan muncul bila dikaitkan dengan alat ukur kompetensi siswa, yakni ujian.Ujian akhir sekolah maupun nasional masih berupa soal pilihan ganda. Bila target kompetensi yang ingin dicapai, evaluasinya tentu lebih banyak pada praktik atau soal uraian yang mampu mengukur seberapa besar pemahaman dan kompetensi siswa.
Meski baru diujicobakan, toh di sejumlah sekolah kota-kota di Pulau Jawa, dan kota besar di luar Pulau Jawa telah menerapkan KBK. Hasilnya tak memuaskan. Guru-guru pun tak paham betul apa sebenarnya kompetensi yang diinginkan pembuat kurikulum.
Kurikulum ini dikatakan sebagai perbaikan dari KBK yang diberi nama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP ini merupakan bentuk implementasi dari UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan. Peraturan Pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, yaitu: (1)standar isi, (2)standar proses, (3)standar kompetensi lulusan, (4)standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5)standar sarana dan prasarana, (6)standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan (7)standar penilaian pendidikan.
Kurikulum dipahami sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu, maka dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, pemerintah telah menggiring pelaku pendidikan untuk mengimplementasikan kurikulum dalam bentuk kurikulum tingkat satuan pendidikan, yaitu kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di setiap satuan pendidikan.
Secara substansial, pemberlakuan (baca: penamaan) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) lebih kepada mengimplementasikan regulasi yang ada, yaitu PP No. 19/2005. Akan tetapi, esensi isi dan arah pengembangan pembelajarantetap masih bercirikan tercapainya paket-paket kompetensi (dan bukan pada tuntas tidaknya sebuah subject matter), yaitu:
ü  Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal.
ü  Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.
ü  Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.
ü  Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.
ü  Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.
Terdapat perbedaan mendasar dibandingkan dengan KBK tahun 2004 dengan KBK tahun 2006 (versi KTSP), bahwa sekolah diberi kewenangan penuh dalam menyusun rencana pendidikannya dengan mengacu pada standar-standar yang ditetapkan, mulai dari tujuan, visi-misi, struktur dan muatan kurikulum, beban belajar, kalender pendidikan hingga pengembangan silabusnya.
8. KTSP 2006
Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan. Muncullah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Pelajaran KTSP masih tersendat. Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak perbedaan dengan Kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada.Hal ini disebabkan karangka dasar (KD), standar kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional.Jadi pengambangan perangkat pembelajaran, seperti silabus dan sistem penilaian merupakan kewenangan satuan pendidikan (sekolah) dibawah koordinasi dan supervisi pemerintah Kabupaten/Kota. (TIAR)
Kurikulum yang terbaru adalah kurikulum 2006 KTSP yang merupakan perkembangan dari kurikulum 2004 KBK. Kurikulum 2006 yang digunakan pada saat ini merupakan kurikulum yang memberikan otonomi kepada sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan yang puncaknya tugas itu akan diemban oleh masing masing pengampu mata pelajaran yaitu guru. Sehingga seorang guru disini menurut Okvina (2009) benar-benar digerakkan menjadi manusia yang professional yang menuntuk kereatifitasan seorang guru.Kurikulum yang kita pakai sekarang ini masih banyak kekurangan di samping kelebihan yang ada. Kekurangannya tidak lain adalah (1) kurangnya sumber manusia yang potensial dalam menjabarkan KTSP dengan kata lain masih rendahnya kualitas seorang guru, karena dalam KTSP seorang guru dituntut untuk lebihh kreatif dalam menjalankan pendidikan. (2) kurangnya sarana dan prasarana yang dimillki oleh sekolah.
 Sumber :  http://bagusyogohutomo.blogspot.com/2013/05/perkembangan-dunia-pendidikan-negara.html

FILSAFAT PENDIDIKAN PENJASKES

1.      TUJUAN FILSAFAT PENDIDIKAN
Tujuan Filsafat Pendidikan - Peranan Filsafat Pendidikan dalam Pengembangan Ilmu Pendidikan. Tujuan filsafat pendidikan memberikan inspirasi bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran yang ideal. Teori pendidikan bertujuan menghasilkan pemikiran tentang kebijakan dan prinsip-rinsip pendidikan yang didasari oleh filsafat pendidikan. Praktik pendidikan atau proses pendidikan menerapkan serangkaian kegiatan berupa implementasi kurikulum dan interaksi antara guru dengan peserta didik guna mencapai tujuan pendidikan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori-teori pendidikan. Peranan filsafat pendidikan memberikan inspirasi, yakni menyatakan tujuan pendidikan negara bagi masyarakat, memberikan arah yang jelas dan tepat dengan mengajukan pertanyaan tentang kebijakan pendidikan dan praktik di lapangan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori pendidik. Seorang guru perlu menguasai konsep-konsep yang akan dikaji serta pedagogi atau ilmu dan seni mengajar materi subyek terkait, agar tidak terjadi salah konsep atau miskonsepsi pada diri peserta didik.
2.      TINGKATAN FILSAFAT
Tingkatan pemahaman dalam ilmu filsafat dapat dibagi atas beberapa tahapan, diantaranya sebagai berikut :
a.      Tingkatan emosional atau tidak kritis
Pengetahuan didasarkan atas keuntungan dan kerugian berdasarkan pengalaman dan perasaan individu masing-masing. Tingkatan ini tidak didasari atas pembuktian dari berbagai teori, namun berdasarkan emosi atau pengalaman sendiri. Biasanya pemahaman ini sulit dirubah  karena bersifat dogmatis sehingga sulit menerima teori yang baru.
b.      Tingkatan faktual atau informasional
Pengetahuan didasarkan pada bukti-bukti atau informasi statistik yang mendukung gagasan. Tingkatan ini lebih tinggi pemahamannya dibandingkan dengan tingkatan yang pertama, karena pemahaman pada tingkatan ini suatu teori akan dipercaya apa bila telah dibuktikan dan didukung oleh landasan teoritis serta dapat dibuktikan secara statistika.tingkatan ini tidak percara dengan begitu saja kalau tidak
c.       Tingkatan eksplanatori atau teoritikal
Pengetahuan dihasilkan sebagai kombinasi antara data factual dan data teoritikal, sehingga bersifat dinamika dan aplikatif. Tingkatan ini diiringi dengan sebuah proses yang disebut dengan menganalisis teori yang didapat, sehingga mendapatkan keyakinan yang cukup untuk dipertanggungjawabkan.
d.      Tingkatan filosofis
Pemahaman ini sudah tidak ada lagi keraguan-raguan dalam melaksanakannya. Tingkatan ini sudah didukung oleh berbagai pengetahuan yang berdasarkan argumentasi yang kuat. Pengetahuan ini diperoleh dari argumentasi yang diperolehnya bersifat universal dan permanen.   (Adang Suherman, 2000)
3.      ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT
Ø  Aliran Filsafat
1.  Aliran Idealisme
Aliran ini lahir + 2000 SM yaitu pada masa Yunani Purba. Plato,Hegel dan Kant merupakan tokoh pada aliran ini. Aliran idealisme ini memiliki paham bahwa manusia merupakan dua bagian yang dapat dipisahan. Dua bagian tersebut adalah rohani dan jasmani. Kedua bagian tersebut memiliki peranan yang berbeda, akan tetapi menurut aliran ini bagian rohani atau sering disebut sebagai pikiran merupakan bagian  yang terpenting dalam kehidupan. Oleh karena itu memandang rohani merupakan hal yang terpenting dibandingkan dengan jasmani. Rohani merupakan pusat pikiran yang dapat menggerakan seluruh anggota badan. Tangan akan bergerak atas perintah pikiran, kaki akan melangkah apabila diperintahkan, oleh karenanya pikiranlah pusat perilaku manusia. Jasmani berfungsi sebagai alat atau wahana dari sebuah hasil karya dari pikiran. Sehingga pikiran manusia dapat terbaca dari gerak-gerik setiap manusia atau sikap setiap manusia.
Focus dari aliran ini adalah sebagai berikut:
a.   Pikiran merupakan inti dari keberadaan seseorang
b.  Manusia jauh lebih penting dari pada alam
c.   Penalaran dan intitusi membantu individu menemukan kebenaran
Aliran idealisme ini memiliki pandangan terhadap pendidikan jasmani sebagai berikut:
a.       Pendidikan jasmani merupakan sebuah pendidikan yang bersifat fisik. Namun meskipun demikian pendidikan jasmani itu bukan hanya sekedar fisik saja akan tetapi pikiran pun termasuk didalamnya. Meskipun pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang berfokus pada fisik namun pada dasarnya harus berkontribusi terhadap perkembangan rohani. Pendidikan jasmani harus memberikan sumbangan bagi perkembangan intelek seseorang.
b.      Aktivitas kesegaran jasmani memberikan kontribusi terhadap perkembangan kepribadiann seseorang. Seorang guru pendidikan jasmani harus mampu memberikan aktivitas fisik yang erat kaitannya dengan aspek kehidupan. Dengan demikian secara tidak langsung bahwa pendidikan jasmani dapat memberikan corak dalam kepribadian seseorang dalam kehidupannya.
c.       Gagasan atau ide dapat tumbuh dan berkembang melalui aktivitas jasmani. Idealisme berkeyakinan bahwa aktivitas yang diberikan harus dapat membantu siswa mengembangkan sifat jujur, berani, kreatif dan sportifitas.
d.      Pendidikan adalah untuk   kehidupan. Guru pendidikan jasmani yang idealistic yakin bahwa mengembangkan keterampilan jasmani sama pentingnya dengan memiliki pengetahuan tentang olahraga dan kemampuan menganalisa masalah sama pentingnya dengan mengetahui peraturan permainan.
2.  Aliran Realisme
Aliran ini lahir sekitar +2000 tahun SM atau pada masa Yunani Purba. Tokohnya adalah Aristoteles. Realisme berasal dari kata real yang artinya nyata. Aliran ini  memandang bahwa sesuatu itu adalah nyata karena realisme itu bersifat material, kongkrit, fana dan relative atau nisbih (Supandi:2003)
Manusia berupa fisikal, sehingga beranggapan bahwa  rohani sebagai projeksi dari jasmani.
Fokus dari aliran ini adalah sebagai berikut :
a.       Aspek fisik merupakan nyata. Realis menerima alam fisik sebagaimana adanya. Alam tidak dibuat oleh pikiran manusia namu alam itu terbuat dari zat. Alam tidak tergantung pada pikiran manusia.(Arma,1994)
b.      Kebenaran ditentukan oleh metode ilmiah. realis berkeyakinan bahwa ilmu dan filsafat adalah alat untuk mencapai kebenaran yang paling baik oleh karena itu sesuatu yang terjadi di alam semesta ini belum tentu kebenarnnya bila belum dibuktukan melalui kajian ilmiah.
c.       Pikiran dan tubuh mempunyai hubungan erat dan harmonis. Aliran ini beranggapan bahwa sebenarnya pikiran dan tubuh merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak dapat dipisahkan. Kedua aspek ini tumbuh dan berkembang serasi.
d.      Semua kejadian di dunia ini adalah hasil dari hukum alam. Semua peristiwa yang menyangkut di bumi ini merupakan akibat dari hokum alam. Realis berkata bahwa lingkungan adalah satu akibat dan sebab dan bahwa kebaikan, moralitas dan keindahan sesuai dengan hokum alam. Menurut tokoh aliran idealisme ini, pendidikan jasmani adalah upaya pengembangan aspek-aspek jasmani melalui aktivitas fisik  atau gerak. Tujuan pendidikan jasmani adalah unutk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan jasmani manusia agar mampu hidup secara alamiah.
Pandangan aliran realisme  terhadap pendidikan jasmani sebagai berikut :
a.       Pendidikan jasmani ditujukan untuk kehidupan
b.      Kesegaran jasmani merupakan hasil dari produktivitas
c.       Program pendidikan jasmani didasarkan pada pengetahuan ilmiah
d.      Pengulangan memegang peranan penting dalam proses belajar
e.       Pendalam ilmu keolahragaan dapat menyebabkan kehidupan social yang lebih baik
f.       Bermain dan rekreasi membantu kemampuan beradaptasi
3.  Aliran Pragmatisme
Pragmatisme ini berkembang sekitar tahun 2000 SM, pada masa Yunani Purba dan tokohnya adalah Heraklitus. Aliran ini menganut paham bahwa pengalaman merupakan kunci keberhasilan dalam kehidupan manusia.karena aliran ini menganggap bahwa manusia itu merupakan mahluk social\mahluk masyarakat. Hal ini mengandung arti bahwa manusia sebagai unsure social yang harus menyesuaikan diri dengan masyarakat.
Pengalaman mengandung sifat sesuatu yang dialami dan dinamik, sehingga menganggap bahwa:
a.       Pengalaman merupakan penyebab terjadinya perubahan
b.      Individu merupakan bagian integral dari masyarakat luas
Menurut Heraklitus pendidikan jasmani dapat diartikan sebagai  upaya mengembangkan aspek-aspek social manusia melalui kegiatan jasmani/aktivitas fisik.
Pendidikan jasmani itu bertujuan untuk mengembangkan manusia yang mampu hidup produktif di masyarakat.
Pandangan aliran  pragmatisme ini terhadap pendidikan jasmani adalah sebagai berikut:
a.   Pengalaman akan lebih bermakna manakala siswa memperoleh aktivitas secara bervariasi
b.  Aktivitas jasmani bertujuan untuk meningkatkan kemampuan social siswa
c.   Program pendidikan jasmani ditentukan oleh kebutuhan dan minat siswa
d.  Guru sebagai motivator
4.  Aliran Naturalisme
Penganut paham naturalisme adalah bahwa sesuatu itu akan memiliki nilai atau bernilai apabila terlihat secara fisik. Aliran ini disebut juga sebagai aliran materialisme.
Konsep inti dari aliran ini adalah:
a.   Segala sesuatu akan diakui keberadaannya apabila nampak secara fisik.
b.  Lingkungan fisik merupakan sumber nilai
c.   Individu lebih bernilai dari pada social
Paham naturalisme memandang bahwa pendidikan jasmani adalah:
a.   Aktivitas fisik lebih sekedar bersifat fisik
b.  Hasil belajar yang diperoleh melalui aktivitas dirinya
c.   Bermain merupakan bagian penting dari proses pendidikan
d.  Prestasi bertanding yang tinggi diantara individu tidak dikondisikan (Adang ,2000)
5.  Aliran Existensialisme
Keberadaan individu secara utuh merupakan hal yang utama menurut paham ini. Oleh karenannya pertumbuhan dan perkembangan manusia secara menyeluruh adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Dengan pandangan seperti itu maka orang sering mengatakan bahwa aliran ini adalah aliran filsafat modern.
Inti dari aliran ini adalah :
a.   Keber adaan manusia betul-betul ada dan nyata
b.  Setiap individu menentukan dirinya sendiri
c.   Individu lebih penting keberadaannya dibandingkan dengan masyarakat
Adapun pandangan aliran ini terhadap pendidikan jasmani adalah:
a.   Kebebasan untuk memilih
b.  Banyak variasi dalam beraktivitas
c.   Permainan merupakan produk dari perkembangan kreativitas
d.  Proses untuk mengetahui dirinya sendiri melalui aktivitas gerak
e.   Guru adalah seorang konsultan
Ø  Beberapa Aliran Filsafat dalam Pendidikan :
Beberapa aliran filsafat pendidikan yang berpengaruh dalam pengembangan pendidikan, misalnya, idealisme, realisme, pragmatisme, humanisme, behaviorisme, dan konstruktivisme.
Aliran idealisme berpandangan bahwa pengetahuan itu sudah ada dalam jiwa kita. Untuk membawanya pada tingkat kesadaran perlu adanya proses introspeksi. Tujuan pendidikan aliran ini membentuk karakter manusia.
Aliran realisme berpandangan bahwa hakikat realitas adalah fisik dan ruh, bersifat dualistis. Tujuan pendidikannya membentuk individu yang mampu menyesuaikan diri dalam masyarakat dan memiliki rasa tanggung jawab kepada masyarakat.
Pragmatisme merupakan kreasi filsafat dari Amerika, dipengaruhi oleh empirisme, utilitarianisme, dan positivisme. Esensi ajarannya, hidup bukan untuk mencari kebenaran melainkan untuk menemukan arti atau kegunaan. Tujuan pendidikannya menggunakan pengalaman sebagai alat untuk menyelesaikan hal-hal baru dalam kehidupan priabdi dan masyarakat. Humanisme berpandangan bahwa pendidikan harus ditekankan pada kebutuhan anak (child centered). Tujuannya untuk aktualisasi diri, perkembangan efektif, dan pembentukan moral.
Paham behaviorisme memandang perubahan perilaku setelah seseorang memperoleh stimulus dari luar merupakan hal yang sangat penting. Oleh sebab itu, pendidikan behaviorisme menekankan pada proses mengubah atau memodifikasi perilaku. Tujuannya untuk menyiapkan pribadi-pribadi yang sesuai dengan kemampuannya, mempunyai rasa tanggung jawab dalam kehidupan pribadi dan masyarakat.
Menurut paham konstruktivisme, pengetahuan diperoleh melalui proses aktif individu mengkonstruksi arti dari suatu teks, pengalaman fisik, dialog, dan lain-lain melalui asimilasi pengalaman baru dengan pengertian yang telah dimiliki seseorang. Tujuan pendidikannya menghasilkan individu yang memiliki kemampuan berpikir untuk menyelesaikan persoalan hidupnya.
4.      PENDIDIKAN JASMANI
a.      PENGERTIAN PENDIDIKAN
Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara
b.      PENGERTIAN PENDIDIKAN JASMANI
Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka pembentukan manusia Indonesia berkualitas berdasarkan Pancasila.
c.       TUJUAN PENDIDIKAN JASMANI
Secara sederhana, pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk:
·         Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan sosial.
·         Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani.
·         Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali.
·         Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas jasmani baik secara kelompok maupun perorangan.
·         Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif dalam hubungan antar orang.
·         Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk permainan olahraga.
5.      HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN PENJAS
Ø  MENGHUBUNGKAN KATA PENDIDIKAN DAN OLAHRAGA
Filsafat adalah seni berpikir. Oleh karena itu, Filsafat Olahraga merupakan perenungan akan keterlibatan manusia dalam aktivitas jasmani. Mengkaji pendidikan jasmani dan olahraga dari berbagai posisi pemikiran filsafat akan mendukung penjelasan dan pemahaman tentang sifat, nilai, tujuan, signifikansi, dan cakupan pendidikan jasmani dan olahraga serta dapat memahami cakupan wilayah studi filsafat atau cabang filsafat (ontologi, epistemology, dan aksiologi) dan aplikasi kajiannya dalam pendidikan jasmani dan olahraga.
·         Ontologi                : yang mempertanyakan tentang keberadaan sesuatu
·         Epistemologi         : bagaimana mempertanyakan?
·         Aksiologi               : nilai atau hikmah
Arti Pendidikan itu sendiri adalah proses yang isinya harus mengarah kepada pembinaan potensi rohaniah. Sebab rohaniah adalah sumber potensi bagi semua kreasi manusia yang tercermin di dalam kebudayaan. Jadi ada saling keterkaitan yang erat dan tidak mungkin dapat dipisahkan antara Filsafat dengan Penjas dan Olahraga.
Pengaruh dan sumbangsih Ilmu Filsafat pada Penjas dan Olahraga juga memiliki andil yang besar dalam perkembangan Pendidikan Jasmani dan Olahraga, yaitu melahirkan ilmu-ilmu baru yang  sangat berkaitan erat dan mendukung kemajuan penjas dan olahraga itu sendiri.
Sebagai salah satu contoh yaitu, dengan Filsafat maka dapat membantu menganalisis prinsip-prinsip pendidikan jasmani dan olahraga beserta implikasinya terhadap pengajaran dan pelatihan.
Sumber :  http://mujjamil-azriel-manfaat-pendidikan.blogspot.com/