Tujuan
Filsafat Pendidikan - Peranan Filsafat Pendidikan dalam Pengembangan Ilmu Pendidikan. Tujuan
filsafat pendidikan memberikan inspirasi bagaimana mengorganisasikan proses
pembelajaran yang ideal. Teori pendidikan bertujuan menghasilkan pemikiran
tentang kebijakan dan prinsip-rinsip pendidikan yang didasari oleh filsafat
pendidikan. Praktik pendidikan atau proses pendidikan menerapkan serangkaian
kegiatan berupa implementasi kurikulum dan interaksi antara guru dengan peserta
didik guna mencapai tujuan pendidikan dengan menggunakan rambu-rambu dari
teori-teori pendidikan. Peranan filsafat pendidikan memberikan inspirasi, yakni
menyatakan tujuan pendidikan negara bagi masyarakat, memberikan arah yang jelas
dan tepat dengan mengajukan pertanyaan tentang kebijakan pendidikan dan praktik
di lapangan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori pendidik. Seorang guru
perlu menguasai konsep-konsep yang akan dikaji serta pedagogi atau ilmu dan
seni mengajar materi subyek terkait, agar tidak terjadi salah konsep atau
miskonsepsi pada diri peserta didik.
2.
TINGKATAN
FILSAFAT
Tingkatan
pemahaman dalam ilmu filsafat dapat dibagi atas beberapa tahapan, diantaranya
sebagai berikut :
a.
Tingkatan
emosional atau tidak kritis
Pengetahuan
didasarkan atas keuntungan dan kerugian berdasarkan pengalaman dan perasaan
individu masing-masing. Tingkatan ini tidak didasari atas pembuktian dari
berbagai teori, namun berdasarkan emosi atau pengalaman sendiri. Biasanya
pemahaman ini sulit dirubah karena bersifat dogmatis sehingga sulit
menerima teori yang baru.
b.
Tingkatan
faktual atau informasional
Pengetahuan
didasarkan pada bukti-bukti atau informasi statistik yang mendukung gagasan.
Tingkatan ini lebih tinggi pemahamannya dibandingkan dengan tingkatan yang
pertama, karena pemahaman pada tingkatan ini suatu teori akan dipercaya apa
bila telah dibuktikan dan didukung oleh landasan teoritis serta dapat
dibuktikan secara statistika.tingkatan ini tidak percara dengan begitu saja
kalau tidak
c.
Tingkatan
eksplanatori atau teoritikal
Pengetahuan
dihasilkan sebagai kombinasi antara data factual dan data teoritikal, sehingga
bersifat dinamika dan aplikatif. Tingkatan ini diiringi dengan sebuah proses
yang disebut dengan menganalisis teori yang didapat, sehingga mendapatkan
keyakinan yang cukup untuk dipertanggungjawabkan.
d.
Tingkatan
filosofis
Pemahaman
ini sudah tidak ada lagi keraguan-raguan dalam melaksanakannya.
Tingkatan ini sudah didukung oleh berbagai pengetahuan yang berdasarkan
argumentasi yang kuat. Pengetahuan ini diperoleh dari argumentasi yang
diperolehnya bersifat universal dan permanen. (Adang Suherman,
2000)
3.
ALIRAN-ALIRAN
FILSAFAT
Ø Aliran
Filsafat
1. Aliran Idealisme
Aliran
ini lahir + 2000 SM yaitu pada masa Yunani Purba. Plato,Hegel dan Kant
merupakan tokoh pada aliran ini. Aliran idealisme ini memiliki paham bahwa
manusia merupakan dua bagian yang dapat dipisahan. Dua bagian tersebut adalah
rohani dan jasmani. Kedua bagian tersebut memiliki peranan yang berbeda, akan
tetapi menurut aliran ini bagian rohani atau sering disebut sebagai pikiran
merupakan bagian yang terpenting dalam kehidupan. Oleh karena itu
memandang rohani merupakan hal yang terpenting dibandingkan dengan jasmani.
Rohani merupakan pusat pikiran yang dapat menggerakan seluruh anggota badan.
Tangan akan bergerak atas perintah pikiran, kaki akan melangkah apabila
diperintahkan, oleh karenanya pikiranlah pusat perilaku manusia. Jasmani
berfungsi sebagai alat atau wahana dari sebuah hasil karya dari pikiran.
Sehingga pikiran manusia dapat terbaca dari gerak-gerik setiap manusia atau
sikap setiap manusia.
Focus dari
aliran ini adalah sebagai berikut:
a. Pikiran
merupakan inti dari keberadaan seseorang
b. Manusia
jauh lebih penting dari pada alam
c. Penalaran
dan intitusi membantu individu menemukan kebenaran
Aliran idealisme
ini memiliki pandangan terhadap pendidikan jasmani sebagai berikut:
a.
Pendidikan jasmani merupakan sebuah pendidikan
yang bersifat fisik. Namun meskipun demikian pendidikan jasmani itu bukan hanya
sekedar fisik saja akan tetapi pikiran pun termasuk didalamnya. Meskipun
pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang berfokus pada fisik namun pada
dasarnya harus berkontribusi terhadap perkembangan rohani. Pendidikan jasmani
harus memberikan sumbangan bagi perkembangan intelek seseorang.
b.
Aktivitas kesegaran jasmani memberikan
kontribusi terhadap perkembangan kepribadiann seseorang. Seorang guru
pendidikan jasmani harus mampu memberikan aktivitas fisik yang erat kaitannya
dengan aspek kehidupan. Dengan demikian secara tidak langsung bahwa pendidikan
jasmani dapat memberikan corak dalam kepribadian seseorang dalam kehidupannya.
c.
Gagasan atau ide dapat tumbuh dan berkembang
melalui aktivitas jasmani. Idealisme berkeyakinan bahwa aktivitas yang
diberikan harus dapat membantu siswa mengembangkan sifat jujur, berani, kreatif
dan sportifitas.
d.
Pendidikan adalah untuk kehidupan.
Guru pendidikan jasmani yang idealistic yakin bahwa mengembangkan keterampilan
jasmani sama pentingnya dengan memiliki pengetahuan tentang olahraga dan
kemampuan menganalisa masalah sama pentingnya dengan mengetahui peraturan
permainan.
2. Aliran
Realisme
Aliran
ini lahir sekitar +2000 tahun SM atau pada masa Yunani Purba. Tokohnya adalah
Aristoteles. Realisme berasal dari kata real yang artinya nyata. Aliran
ini memandang bahwa sesuatu itu adalah nyata karena realisme itu bersifat
material, kongkrit, fana dan relative atau nisbih (Supandi:2003)
Manusia
berupa fisikal, sehingga beranggapan bahwa rohani sebagai projeksi dari
jasmani.
Fokus
dari aliran ini adalah sebagai berikut :
a.
Aspek fisik merupakan nyata. Realis menerima
alam fisik sebagaimana adanya. Alam tidak dibuat oleh pikiran manusia namu alam
itu terbuat dari zat. Alam tidak tergantung pada pikiran manusia.(Arma,1994)
b.
Kebenaran ditentukan oleh metode ilmiah. realis
berkeyakinan bahwa ilmu dan filsafat adalah alat untuk mencapai kebenaran yang
paling baik oleh karena itu sesuatu yang terjadi di alam semesta ini belum
tentu kebenarnnya bila belum dibuktukan melalui kajian ilmiah.
c.
Pikiran dan tubuh mempunyai hubungan erat dan
harmonis. Aliran ini beranggapan bahwa sebenarnya pikiran dan tubuh merupakan
satu kesatuan yang utuh yang tidak dapat dipisahkan. Kedua aspek ini tumbuh dan
berkembang serasi.
d.
Semua kejadian di dunia ini adalah hasil dari
hukum alam. Semua peristiwa yang menyangkut di bumi ini merupakan akibat dari
hokum alam. Realis berkata bahwa lingkungan adalah satu akibat dan sebab dan
bahwa kebaikan, moralitas dan keindahan sesuai dengan hokum alam. Menurut tokoh
aliran idealisme ini, pendidikan jasmani adalah upaya pengembangan aspek-aspek
jasmani melalui aktivitas fisik atau gerak. Tujuan pendidikan jasmani
adalah unutk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan jasmani manusia agar
mampu hidup secara alamiah.
Pandangan
aliran realisme terhadap pendidikan jasmani sebagai berikut :
a.
Pendidikan jasmani ditujukan untuk kehidupan
b.
Kesegaran jasmani merupakan hasil dari
produktivitas
c.
Program pendidikan jasmani didasarkan pada
pengetahuan ilmiah
d.
Pengulangan memegang peranan penting dalam
proses belajar
e.
Pendalam ilmu keolahragaan dapat menyebabkan
kehidupan social yang lebih baik
f.
Bermain dan rekreasi membantu kemampuan
beradaptasi
3. Aliran
Pragmatisme
Pragmatisme
ini berkembang sekitar tahun 2000 SM, pada masa Yunani Purba dan tokohnya
adalah Heraklitus. Aliran ini menganut paham bahwa pengalaman merupakan kunci
keberhasilan dalam kehidupan manusia.karena aliran ini menganggap bahwa manusia
itu merupakan mahluk social\mahluk masyarakat. Hal ini mengandung arti bahwa
manusia sebagai unsure social yang harus menyesuaikan diri dengan masyarakat.
Pengalaman
mengandung sifat sesuatu yang dialami dan dinamik, sehingga menganggap bahwa:
a.
Pengalaman merupakan penyebab terjadinya
perubahan
b.
Individu merupakan bagian integral dari
masyarakat luas
Menurut
Heraklitus pendidikan jasmani dapat diartikan sebagai upaya mengembangkan
aspek-aspek social manusia melalui kegiatan jasmani/aktivitas fisik.
Pendidikan
jasmani itu bertujuan untuk mengembangkan manusia yang mampu hidup produktif di
masyarakat.
Pandangan
aliran pragmatisme ini terhadap pendidikan jasmani adalah sebagai
berikut:
a. Pengalaman
akan lebih bermakna manakala siswa memperoleh aktivitas secara bervariasi
b. Aktivitas
jasmani bertujuan untuk meningkatkan kemampuan social siswa
c. Program
pendidikan jasmani ditentukan oleh kebutuhan dan minat siswa
d. Guru
sebagai motivator
4. Aliran
Naturalisme
Penganut
paham naturalisme adalah bahwa sesuatu itu akan memiliki nilai atau bernilai
apabila terlihat secara fisik. Aliran ini disebut juga sebagai aliran
materialisme.
Konsep inti
dari aliran ini adalah:
a. Segala
sesuatu akan diakui keberadaannya apabila nampak secara fisik.
b. Lingkungan
fisik merupakan sumber nilai
c. Individu
lebih bernilai dari pada social
Paham
naturalisme memandang bahwa pendidikan jasmani adalah:
a. Aktivitas
fisik lebih sekedar bersifat fisik
b. Hasil
belajar yang diperoleh melalui aktivitas dirinya
c. Bermain
merupakan bagian penting dari proses pendidikan
d. Prestasi
bertanding yang tinggi diantara individu tidak dikondisikan (Adang ,2000)
5. Aliran
Existensialisme
Keberadaan
individu secara utuh merupakan hal yang utama menurut paham ini. Oleh
karenannya pertumbuhan dan perkembangan manusia secara menyeluruh adalah
sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Dengan pandangan seperti itu maka orang
sering mengatakan bahwa aliran ini adalah aliran filsafat modern.
Inti dari
aliran ini adalah :
a. Keber
adaan manusia betul-betul ada dan nyata
b. Setiap
individu menentukan dirinya sendiri
c. Individu
lebih penting keberadaannya dibandingkan dengan masyarakat
Adapun
pandangan aliran ini terhadap pendidikan jasmani adalah:
a. Kebebasan
untuk memilih
b. Banyak
variasi dalam beraktivitas
c. Permainan
merupakan produk dari perkembangan kreativitas
d. Proses
untuk mengetahui dirinya sendiri melalui aktivitas gerak
e. Guru
adalah seorang konsultan
Ø Beberapa
Aliran Filsafat dalam Pendidikan :
Beberapa
aliran filsafat pendidikan yang berpengaruh dalam pengembangan pendidikan,
misalnya, idealisme, realisme, pragmatisme, humanisme, behaviorisme, dan
konstruktivisme.
Aliran
idealisme berpandangan bahwa pengetahuan itu sudah ada dalam jiwa kita. Untuk
membawanya pada tingkat kesadaran perlu adanya proses introspeksi. Tujuan
pendidikan aliran ini membentuk karakter manusia.
Aliran
realisme berpandangan bahwa hakikat realitas adalah fisik dan ruh, bersifat
dualistis. Tujuan pendidikannya membentuk individu yang mampu menyesuaikan diri
dalam masyarakat dan memiliki rasa tanggung jawab kepada masyarakat.
Pragmatisme
merupakan kreasi filsafat dari Amerika, dipengaruhi oleh empirisme,
utilitarianisme, dan positivisme. Esensi ajarannya, hidup bukan untuk mencari
kebenaran melainkan untuk menemukan arti atau kegunaan. Tujuan pendidikannya
menggunakan pengalaman sebagai alat untuk menyelesaikan hal-hal baru dalam
kehidupan priabdi dan masyarakat. Humanisme berpandangan bahwa pendidikan harus
ditekankan pada kebutuhan anak (child centered). Tujuannya untuk aktualisasi
diri, perkembangan efektif, dan pembentukan moral.
Paham
behaviorisme memandang perubahan perilaku setelah seseorang memperoleh stimulus
dari luar merupakan hal yang sangat penting. Oleh sebab itu, pendidikan
behaviorisme menekankan pada proses mengubah atau memodifikasi perilaku.
Tujuannya untuk menyiapkan pribadi-pribadi yang sesuai dengan kemampuannya,
mempunyai rasa tanggung jawab dalam kehidupan pribadi dan masyarakat.
Menurut
paham konstruktivisme, pengetahuan diperoleh melalui proses aktif individu
mengkonstruksi arti dari suatu teks, pengalaman fisik, dialog, dan lain-lain
melalui asimilasi pengalaman baru dengan pengertian yang telah dimiliki
seseorang. Tujuan pendidikannya menghasilkan individu yang memiliki kemampuan
berpikir untuk menyelesaikan persoalan hidupnya.
4.
PENDIDIKAN JASMANI
a.
PENGERTIAN PENDIDIKAN
Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia)
menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan yaitu tuntutan di
dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun
segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia
dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan
setinggi-tingginya.
Pendidikan adalah
usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara
b.
PENGERTIAN PENDIDIKAN JASMANI
Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan
atau anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui
berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan
kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan
watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka pembentukan manusia
Indonesia berkualitas berdasarkan Pancasila.
c.
TUJUAN PENDIDIKAN JASMANI
Secara
sederhana, pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk:
·
Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang
berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan
sosial.
·
Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan
untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya
dalam aneka aktivitas jasmani.
·
Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran
jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan
terkendali.
·
Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui
partisipasi dalam aktivitas jasmani baik secara kelompok maupun perorangan.
·
Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang
dapat mengembangkan keterampilan sosial yang memungkinkan siswa berfungsi
secara efektif dalam hubungan antar orang.
·
Menikmati kesenangan dan keriangan melalui
aktivitas jasmani, termasuk permainan olahraga.
5. HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN PENJAS
Ø MENGHUBUNGKAN
KATA PENDIDIKAN DAN OLAHRAGA
Filsafat
adalah seni berpikir. Oleh karena itu, Filsafat Olahraga merupakan perenungan
akan keterlibatan manusia dalam aktivitas jasmani. Mengkaji pendidikan jasmani
dan olahraga dari berbagai posisi pemikiran filsafat akan mendukung penjelasan
dan pemahaman tentang sifat, nilai, tujuan, signifikansi, dan cakupan
pendidikan jasmani dan olahraga serta dapat memahami cakupan wilayah studi
filsafat atau cabang filsafat (ontologi, epistemology, dan aksiologi) dan
aplikasi kajiannya dalam pendidikan jasmani dan olahraga.
·
Ontologi
: yang mempertanyakan tentang keberadaan sesuatu
·
Epistemologi
: bagaimana mempertanyakan?
·
Aksiologi
: nilai atau hikmah
Arti
Pendidikan itu sendiri adalah proses yang isinya harus mengarah kepada
pembinaan potensi rohaniah. Sebab rohaniah adalah sumber potensi bagi semua
kreasi manusia yang tercermin di dalam kebudayaan. Jadi ada saling keterkaitan
yang erat dan tidak mungkin dapat dipisahkan antara Filsafat dengan Penjas dan
Olahraga.
Pengaruh
dan sumbangsih Ilmu Filsafat pada Penjas dan Olahraga juga memiliki andil yang
besar dalam perkembangan Pendidikan Jasmani dan Olahraga, yaitu melahirkan
ilmu-ilmu baru yang sangat berkaitan erat dan mendukung kemajuan penjas
dan olahraga itu sendiri.
Sebagai
salah satu contoh yaitu, dengan Filsafat maka dapat membantu menganalisis
prinsip-prinsip pendidikan jasmani dan olahraga beserta implikasinya terhadap
pengajaran dan pelatihan.
Sumber : http://mujjamil-azriel-manfaat-pendidikan.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar