Jumat, 21 Februari 2014

FILSAFAT PENDIDIKAN PENJASKES

1.      TUJUAN FILSAFAT PENDIDIKAN
Tujuan Filsafat Pendidikan - Peranan Filsafat Pendidikan dalam Pengembangan Ilmu Pendidikan. Tujuan filsafat pendidikan memberikan inspirasi bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran yang ideal. Teori pendidikan bertujuan menghasilkan pemikiran tentang kebijakan dan prinsip-rinsip pendidikan yang didasari oleh filsafat pendidikan. Praktik pendidikan atau proses pendidikan menerapkan serangkaian kegiatan berupa implementasi kurikulum dan interaksi antara guru dengan peserta didik guna mencapai tujuan pendidikan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori-teori pendidikan. Peranan filsafat pendidikan memberikan inspirasi, yakni menyatakan tujuan pendidikan negara bagi masyarakat, memberikan arah yang jelas dan tepat dengan mengajukan pertanyaan tentang kebijakan pendidikan dan praktik di lapangan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori pendidik. Seorang guru perlu menguasai konsep-konsep yang akan dikaji serta pedagogi atau ilmu dan seni mengajar materi subyek terkait, agar tidak terjadi salah konsep atau miskonsepsi pada diri peserta didik.
2.      TINGKATAN FILSAFAT
Tingkatan pemahaman dalam ilmu filsafat dapat dibagi atas beberapa tahapan, diantaranya sebagai berikut :
a.      Tingkatan emosional atau tidak kritis
Pengetahuan didasarkan atas keuntungan dan kerugian berdasarkan pengalaman dan perasaan individu masing-masing. Tingkatan ini tidak didasari atas pembuktian dari berbagai teori, namun berdasarkan emosi atau pengalaman sendiri. Biasanya pemahaman ini sulit dirubah  karena bersifat dogmatis sehingga sulit menerima teori yang baru.
b.      Tingkatan faktual atau informasional
Pengetahuan didasarkan pada bukti-bukti atau informasi statistik yang mendukung gagasan. Tingkatan ini lebih tinggi pemahamannya dibandingkan dengan tingkatan yang pertama, karena pemahaman pada tingkatan ini suatu teori akan dipercaya apa bila telah dibuktikan dan didukung oleh landasan teoritis serta dapat dibuktikan secara statistika.tingkatan ini tidak percara dengan begitu saja kalau tidak
c.       Tingkatan eksplanatori atau teoritikal
Pengetahuan dihasilkan sebagai kombinasi antara data factual dan data teoritikal, sehingga bersifat dinamika dan aplikatif. Tingkatan ini diiringi dengan sebuah proses yang disebut dengan menganalisis teori yang didapat, sehingga mendapatkan keyakinan yang cukup untuk dipertanggungjawabkan.
d.      Tingkatan filosofis
Pemahaman ini sudah tidak ada lagi keraguan-raguan dalam melaksanakannya. Tingkatan ini sudah didukung oleh berbagai pengetahuan yang berdasarkan argumentasi yang kuat. Pengetahuan ini diperoleh dari argumentasi yang diperolehnya bersifat universal dan permanen.   (Adang Suherman, 2000)
3.      ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT
Ø  Aliran Filsafat
1.  Aliran Idealisme
Aliran ini lahir + 2000 SM yaitu pada masa Yunani Purba. Plato,Hegel dan Kant merupakan tokoh pada aliran ini. Aliran idealisme ini memiliki paham bahwa manusia merupakan dua bagian yang dapat dipisahan. Dua bagian tersebut adalah rohani dan jasmani. Kedua bagian tersebut memiliki peranan yang berbeda, akan tetapi menurut aliran ini bagian rohani atau sering disebut sebagai pikiran merupakan bagian  yang terpenting dalam kehidupan. Oleh karena itu memandang rohani merupakan hal yang terpenting dibandingkan dengan jasmani. Rohani merupakan pusat pikiran yang dapat menggerakan seluruh anggota badan. Tangan akan bergerak atas perintah pikiran, kaki akan melangkah apabila diperintahkan, oleh karenanya pikiranlah pusat perilaku manusia. Jasmani berfungsi sebagai alat atau wahana dari sebuah hasil karya dari pikiran. Sehingga pikiran manusia dapat terbaca dari gerak-gerik setiap manusia atau sikap setiap manusia.
Focus dari aliran ini adalah sebagai berikut:
a.   Pikiran merupakan inti dari keberadaan seseorang
b.  Manusia jauh lebih penting dari pada alam
c.   Penalaran dan intitusi membantu individu menemukan kebenaran
Aliran idealisme ini memiliki pandangan terhadap pendidikan jasmani sebagai berikut:
a.       Pendidikan jasmani merupakan sebuah pendidikan yang bersifat fisik. Namun meskipun demikian pendidikan jasmani itu bukan hanya sekedar fisik saja akan tetapi pikiran pun termasuk didalamnya. Meskipun pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang berfokus pada fisik namun pada dasarnya harus berkontribusi terhadap perkembangan rohani. Pendidikan jasmani harus memberikan sumbangan bagi perkembangan intelek seseorang.
b.      Aktivitas kesegaran jasmani memberikan kontribusi terhadap perkembangan kepribadiann seseorang. Seorang guru pendidikan jasmani harus mampu memberikan aktivitas fisik yang erat kaitannya dengan aspek kehidupan. Dengan demikian secara tidak langsung bahwa pendidikan jasmani dapat memberikan corak dalam kepribadian seseorang dalam kehidupannya.
c.       Gagasan atau ide dapat tumbuh dan berkembang melalui aktivitas jasmani. Idealisme berkeyakinan bahwa aktivitas yang diberikan harus dapat membantu siswa mengembangkan sifat jujur, berani, kreatif dan sportifitas.
d.      Pendidikan adalah untuk   kehidupan. Guru pendidikan jasmani yang idealistic yakin bahwa mengembangkan keterampilan jasmani sama pentingnya dengan memiliki pengetahuan tentang olahraga dan kemampuan menganalisa masalah sama pentingnya dengan mengetahui peraturan permainan.
2.  Aliran Realisme
Aliran ini lahir sekitar +2000 tahun SM atau pada masa Yunani Purba. Tokohnya adalah Aristoteles. Realisme berasal dari kata real yang artinya nyata. Aliran ini  memandang bahwa sesuatu itu adalah nyata karena realisme itu bersifat material, kongkrit, fana dan relative atau nisbih (Supandi:2003)
Manusia berupa fisikal, sehingga beranggapan bahwa  rohani sebagai projeksi dari jasmani.
Fokus dari aliran ini adalah sebagai berikut :
a.       Aspek fisik merupakan nyata. Realis menerima alam fisik sebagaimana adanya. Alam tidak dibuat oleh pikiran manusia namu alam itu terbuat dari zat. Alam tidak tergantung pada pikiran manusia.(Arma,1994)
b.      Kebenaran ditentukan oleh metode ilmiah. realis berkeyakinan bahwa ilmu dan filsafat adalah alat untuk mencapai kebenaran yang paling baik oleh karena itu sesuatu yang terjadi di alam semesta ini belum tentu kebenarnnya bila belum dibuktukan melalui kajian ilmiah.
c.       Pikiran dan tubuh mempunyai hubungan erat dan harmonis. Aliran ini beranggapan bahwa sebenarnya pikiran dan tubuh merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak dapat dipisahkan. Kedua aspek ini tumbuh dan berkembang serasi.
d.      Semua kejadian di dunia ini adalah hasil dari hukum alam. Semua peristiwa yang menyangkut di bumi ini merupakan akibat dari hokum alam. Realis berkata bahwa lingkungan adalah satu akibat dan sebab dan bahwa kebaikan, moralitas dan keindahan sesuai dengan hokum alam. Menurut tokoh aliran idealisme ini, pendidikan jasmani adalah upaya pengembangan aspek-aspek jasmani melalui aktivitas fisik  atau gerak. Tujuan pendidikan jasmani adalah unutk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan jasmani manusia agar mampu hidup secara alamiah.
Pandangan aliran realisme  terhadap pendidikan jasmani sebagai berikut :
a.       Pendidikan jasmani ditujukan untuk kehidupan
b.      Kesegaran jasmani merupakan hasil dari produktivitas
c.       Program pendidikan jasmani didasarkan pada pengetahuan ilmiah
d.      Pengulangan memegang peranan penting dalam proses belajar
e.       Pendalam ilmu keolahragaan dapat menyebabkan kehidupan social yang lebih baik
f.       Bermain dan rekreasi membantu kemampuan beradaptasi
3.  Aliran Pragmatisme
Pragmatisme ini berkembang sekitar tahun 2000 SM, pada masa Yunani Purba dan tokohnya adalah Heraklitus. Aliran ini menganut paham bahwa pengalaman merupakan kunci keberhasilan dalam kehidupan manusia.karena aliran ini menganggap bahwa manusia itu merupakan mahluk social\mahluk masyarakat. Hal ini mengandung arti bahwa manusia sebagai unsure social yang harus menyesuaikan diri dengan masyarakat.
Pengalaman mengandung sifat sesuatu yang dialami dan dinamik, sehingga menganggap bahwa:
a.       Pengalaman merupakan penyebab terjadinya perubahan
b.      Individu merupakan bagian integral dari masyarakat luas
Menurut Heraklitus pendidikan jasmani dapat diartikan sebagai  upaya mengembangkan aspek-aspek social manusia melalui kegiatan jasmani/aktivitas fisik.
Pendidikan jasmani itu bertujuan untuk mengembangkan manusia yang mampu hidup produktif di masyarakat.
Pandangan aliran  pragmatisme ini terhadap pendidikan jasmani adalah sebagai berikut:
a.   Pengalaman akan lebih bermakna manakala siswa memperoleh aktivitas secara bervariasi
b.  Aktivitas jasmani bertujuan untuk meningkatkan kemampuan social siswa
c.   Program pendidikan jasmani ditentukan oleh kebutuhan dan minat siswa
d.  Guru sebagai motivator
4.  Aliran Naturalisme
Penganut paham naturalisme adalah bahwa sesuatu itu akan memiliki nilai atau bernilai apabila terlihat secara fisik. Aliran ini disebut juga sebagai aliran materialisme.
Konsep inti dari aliran ini adalah:
a.   Segala sesuatu akan diakui keberadaannya apabila nampak secara fisik.
b.  Lingkungan fisik merupakan sumber nilai
c.   Individu lebih bernilai dari pada social
Paham naturalisme memandang bahwa pendidikan jasmani adalah:
a.   Aktivitas fisik lebih sekedar bersifat fisik
b.  Hasil belajar yang diperoleh melalui aktivitas dirinya
c.   Bermain merupakan bagian penting dari proses pendidikan
d.  Prestasi bertanding yang tinggi diantara individu tidak dikondisikan (Adang ,2000)
5.  Aliran Existensialisme
Keberadaan individu secara utuh merupakan hal yang utama menurut paham ini. Oleh karenannya pertumbuhan dan perkembangan manusia secara menyeluruh adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Dengan pandangan seperti itu maka orang sering mengatakan bahwa aliran ini adalah aliran filsafat modern.
Inti dari aliran ini adalah :
a.   Keber adaan manusia betul-betul ada dan nyata
b.  Setiap individu menentukan dirinya sendiri
c.   Individu lebih penting keberadaannya dibandingkan dengan masyarakat
Adapun pandangan aliran ini terhadap pendidikan jasmani adalah:
a.   Kebebasan untuk memilih
b.  Banyak variasi dalam beraktivitas
c.   Permainan merupakan produk dari perkembangan kreativitas
d.  Proses untuk mengetahui dirinya sendiri melalui aktivitas gerak
e.   Guru adalah seorang konsultan
Ø  Beberapa Aliran Filsafat dalam Pendidikan :
Beberapa aliran filsafat pendidikan yang berpengaruh dalam pengembangan pendidikan, misalnya, idealisme, realisme, pragmatisme, humanisme, behaviorisme, dan konstruktivisme.
Aliran idealisme berpandangan bahwa pengetahuan itu sudah ada dalam jiwa kita. Untuk membawanya pada tingkat kesadaran perlu adanya proses introspeksi. Tujuan pendidikan aliran ini membentuk karakter manusia.
Aliran realisme berpandangan bahwa hakikat realitas adalah fisik dan ruh, bersifat dualistis. Tujuan pendidikannya membentuk individu yang mampu menyesuaikan diri dalam masyarakat dan memiliki rasa tanggung jawab kepada masyarakat.
Pragmatisme merupakan kreasi filsafat dari Amerika, dipengaruhi oleh empirisme, utilitarianisme, dan positivisme. Esensi ajarannya, hidup bukan untuk mencari kebenaran melainkan untuk menemukan arti atau kegunaan. Tujuan pendidikannya menggunakan pengalaman sebagai alat untuk menyelesaikan hal-hal baru dalam kehidupan priabdi dan masyarakat. Humanisme berpandangan bahwa pendidikan harus ditekankan pada kebutuhan anak (child centered). Tujuannya untuk aktualisasi diri, perkembangan efektif, dan pembentukan moral.
Paham behaviorisme memandang perubahan perilaku setelah seseorang memperoleh stimulus dari luar merupakan hal yang sangat penting. Oleh sebab itu, pendidikan behaviorisme menekankan pada proses mengubah atau memodifikasi perilaku. Tujuannya untuk menyiapkan pribadi-pribadi yang sesuai dengan kemampuannya, mempunyai rasa tanggung jawab dalam kehidupan pribadi dan masyarakat.
Menurut paham konstruktivisme, pengetahuan diperoleh melalui proses aktif individu mengkonstruksi arti dari suatu teks, pengalaman fisik, dialog, dan lain-lain melalui asimilasi pengalaman baru dengan pengertian yang telah dimiliki seseorang. Tujuan pendidikannya menghasilkan individu yang memiliki kemampuan berpikir untuk menyelesaikan persoalan hidupnya.
4.      PENDIDIKAN JASMANI
a.      PENGERTIAN PENDIDIKAN
Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara
b.      PENGERTIAN PENDIDIKAN JASMANI
Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka pembentukan manusia Indonesia berkualitas berdasarkan Pancasila.
c.       TUJUAN PENDIDIKAN JASMANI
Secara sederhana, pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk:
·         Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan sosial.
·         Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani.
·         Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali.
·         Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas jasmani baik secara kelompok maupun perorangan.
·         Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif dalam hubungan antar orang.
·         Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk permainan olahraga.
5.      HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN PENJAS
Ø  MENGHUBUNGKAN KATA PENDIDIKAN DAN OLAHRAGA
Filsafat adalah seni berpikir. Oleh karena itu, Filsafat Olahraga merupakan perenungan akan keterlibatan manusia dalam aktivitas jasmani. Mengkaji pendidikan jasmani dan olahraga dari berbagai posisi pemikiran filsafat akan mendukung penjelasan dan pemahaman tentang sifat, nilai, tujuan, signifikansi, dan cakupan pendidikan jasmani dan olahraga serta dapat memahami cakupan wilayah studi filsafat atau cabang filsafat (ontologi, epistemology, dan aksiologi) dan aplikasi kajiannya dalam pendidikan jasmani dan olahraga.
·         Ontologi                : yang mempertanyakan tentang keberadaan sesuatu
·         Epistemologi         : bagaimana mempertanyakan?
·         Aksiologi               : nilai atau hikmah
Arti Pendidikan itu sendiri adalah proses yang isinya harus mengarah kepada pembinaan potensi rohaniah. Sebab rohaniah adalah sumber potensi bagi semua kreasi manusia yang tercermin di dalam kebudayaan. Jadi ada saling keterkaitan yang erat dan tidak mungkin dapat dipisahkan antara Filsafat dengan Penjas dan Olahraga.
Pengaruh dan sumbangsih Ilmu Filsafat pada Penjas dan Olahraga juga memiliki andil yang besar dalam perkembangan Pendidikan Jasmani dan Olahraga, yaitu melahirkan ilmu-ilmu baru yang  sangat berkaitan erat dan mendukung kemajuan penjas dan olahraga itu sendiri.
Sebagai salah satu contoh yaitu, dengan Filsafat maka dapat membantu menganalisis prinsip-prinsip pendidikan jasmani dan olahraga beserta implikasinya terhadap pengajaran dan pelatihan.
Sumber :  http://mujjamil-azriel-manfaat-pendidikan.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar